Artikel
Sejarah Desa
Desa Didingga adalah Desa pemekaran dari Desa Biau pada tahun 2001 yang dipimpin oleh Bapak Suharto Pakaya sebagai PLH. Setelah dua tahun kemudian Desa Didingga di definitifkan dan dibawah Pemerintahan Bapak Suharto Pakaya dari tahun 2003 sampai tahun 2015 selama kurang lebih 12 tahun, maka beliau dikenal selaku Kepala Desa yang pertama dengan sebutan pada masa itu yakni "Tau Da'a". Dengan jumlah penduduk 95 KK.
Nama Desa Didingga berasal dari nama sebuah benda yang disebut Lesung yang banyak digunakan oleh masyarakat. Desa Didingga yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat yakni lesung. Seiring dengan perkembangan dengan wilayah penduduk adat istiadat dan budaya masyarakat, dan latar belakang oleh sekelumit sejarah yang diambil sebagai goresan sejarah yang tidak mudah hilang sepanjang perkembangan desa.
Pada tahun 2003 telah memberi kesan tersendiri di Desa Didingga, dan oleh orang tua dulu dijadikan suatu dasar dalam pemebrian suatu lokasi/kawasan yang ada di Desa Didingga, misalnya nama Elengge, Manggeyango, dan Buade. nama dusun-dusun dari desa didingga menggunakan bahasa gorontalo. kata elengge adalah suatu nama dalam bahasa gorontalo yang memiliki arti ranjau yaitu suatu alat yang digunakan untuk membunuh, sedangkan kata manggeyango memiliki arti sebuah kayu yaitu kayu yang sangat bagus digunakan untuk dijadikan perabot rumah oleh orang-orang tua dulu, sedangkan kata buade memilik arti lokasi yang telah dipisahkan oleh dua kubu yang pada waktu itu tidak mendapatkan kesepakatan untuk berdamai.
Demikian sekilas sejarah yang pernah terjadi di Desa Didingga. sebelum memisahkan diri dari Desa Biau, pada tahun 2001 Desa Didingga masih bersatus dusun. setelah pemekaran itu berlalu saat itulah desa didingga didefinitifkan dan pimpinan dipercayakan kepada Bapak Suharto Pakaya. maka dengan demikian yang dikenal sepanjang sejarah perkembangan desa didingga, kepala desa yang pertama adalah bapak suharto pakaya terhitung dari tahun 2001 s/d 2015. salah satu keberhasilan dari pemerintahan bapak suharto pakaya yakni beliau berhasil membangun gedung Paud.
setelah berakhir masa jabatan bapak suharto pakaya, kemudian dilanjutkan oleh bapak irfan mangopa selaku PLH kepala desa didingga dari tahun 2015 s/d 2016. selama kurang lebih 2 tahun masa pemerintahan beliau perubahan demi perubahan dilakukan beriringan dengan program pemerintah seperti pembangunan jalan desa dan pembangunan jembatan.
selanjutnya pada tahun 2016 bulan desember desa didingga dipimpin oleh bapak sarcito potale. pada masa pemerintahan beliau banyak perubahan yang dilakukan, seperti pembangunan gedung serbaguna, rumah layak huni, jamban, plat dueker, jembatan, dan jalan tani. banyak pembangunan yang dilakukan, sehingga menimbulakan dampak positif dimasyarakat yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat desa didingga.
Desa Didingga terletak dibagian timur dari desa biau (desa induk) luas wilayah desa didingga 815 ha dan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
sebelah utara : berbatasan dengan desa topi
sebelah timur : berbatasan dengan desa sembihingan
sebelah selatan : berbatasan dengan gunung paguyaman
sebelah barat : berbatasan dengan desa bualo
Sejarah Pemerintahan Desa Didingga
Karena desa didingga masih dikatakan seumur jagung, maka sejarah pemerintahan desa dapat digambarkan sebagai berikut :
NO | NAMA | MASA JABATAN | ALAMAT | PENDIDIKAN | KETERANGAN |
1 | SUHARTO PAKAYA | 2001 - 2003 | DESA DIDINGGA | SMA | PLH |
2 | SUHARTO PAKAYA | 2003 - 2009 | DESA DIDINGGA | SMA | DEFINITIF |
3 | SARCITO POTALE | 2009 | DESA DIDINGGA | SMA | PLH |
5 | SUHARTO PAKAYA | 2009-2015 | DESA DIDINGGA | SMA | DEFINITIF |
6 | IRFAN MANGOPA | 2015-2016 | DESA WINDU | SMA | PLH |
7 | SARCITO POTALE | 2016 - SEKARANG | DESA DIDINGGA | SMA | DEFINITIF |
Cendri | |
---|---|
16 Juli 2020 12:53:40 Mantap |
|